Adilkah kalau bayi yang baru terlahir harus menanggung
hutang dari pendahulunya? Kalau bisa atau boleh memilih tentu akan banyak bayi
yang tidak mau dilahirkan.
Tidak banyak kesempatan yang datang dan
itupun seringkali tidak berpihak kepada kita. Hanya dengan sebuah kesadaran
sejarah dimana pertanggungjawaban untuk tetap meneruskan perjalanan hidup
senantiasa menjadi penghibur dan penyemangat diri. Ini bukan sebuah
keputus-asaan dan ini bukan pula sebuah ketakutan meskipun banyak tuntutan,
gugatan yang mempertanyakan suatu “keberadaan” sering mendapatkan jawaban yang
tidak memuaskan. Sebab ketika suatu hasil dari sebuah kecelakaan atau
kesengajaan memutuskan dengan sadar maka disitulah ada sekian konsekuensi yang
akan dihadapi dengan lapang dada. Pasrah dengan takdir? Bukanlah sebuah jawaban
yang akan menyelesaikan permasalahan sebab itu hanyalah akan membuat malas dan
mengaburkan sekian banyak impian yang sudah terajut. Dan saat ini yang
terpenting adalah bagaimana impian-impian itu akan dinyatakan?
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
- Tentang Penyiapan
Lahan Penyemaian
- Tentang
Penyiapan Lahan Penanaman
- Tentang
Pemilihan Benih
- Tentang Menebar
Benih
- Tentang
Penyemaian Benih
- Tentang
Penanaman Benih
- Tentang Perawatan
dan Pembesaran
- Tentang
Pemanenan
- Tentang Lumbung
- Tentang Penyiapan Lahan Penyemaian
Lahan penyemaian harus dipersiapkan
sebaik mungkin, penataan irigasi supaya air yang masuk tidak berlebihan karena
air yang berlebihan bisa membuat benih membusuk sebelum berubah menjadi tunas.
Untuk daerah yang populasi siput dan kepitingnya banyak, pinggiran lahan penyemaian
harus diberikan pagar pelindung semisal dari plastik yang dibuat mengelilingi
lahan. Plastik ini juga berfungsi sebagai pelindung benih dari terpaan angin
yang kencang.
Selain itu masalah kesuburan tanah
juga harus diperhatikan supaya benih dapat tumbuh dengan baik. Pemberian pupuk
organik dan membersihkan gulma di lahan penyemaian sebelum benih ditebar sangat
penting.
- Tentang Penyiapan Lahan Penanaman
Seperti halnya lahan penyemaian, lahan
penanaman juga harus dipersiapkan sebaik mungkin. Irigasi, membalik tanah,
meratakan tanah, membersihkan gulma pengganggu, penebaran pupuk organik dan
penataan pematang.
- Tentang Pemilihan Benih
Benih yang bagus adalah benih yang
padat berisi (tidak gabug). Cara memilih benih yang padat berisi: siapkan media
berupa tong, air dan garam. Setelah media siap, masukkan benih ke dalam media.
Benih yang padat berisi akan tenggelam dan benih yang gabug akan mengambang.
Pisahkan kedua benih ini dan benih yang padat berisi kemudian dicuci dengan air
sampai bersih. Setelah bersih rendam benih yang padat berisi sebelum ditebar di
lahan penyemaian.
- Tentang Menebar Benih
Setelah lahan dan benih selesai
disiapkan, tebar benih di lahan secara merata dan usahakan semaksimal mungkin
untuk tidak saling tindih karena benih yang saling tindih sering tidak berubah
jadi tunas dan membusuk. Kalaupun itu berubah menjadi tunas maka pertumbuhannya
juga akan sering terganggu karena pertumbuhan akarnya juga tidak bagus.
- Tentang Penyemaian Benih
Benih yang telah berubah menjadi tunas
dan telah tumbuh daunnya dapat disemai dengan memperhatikan umur atau jumlah
daun. Biasanya benih akan disemai ketika sudah berdaun empat atau lebih bagi
yang patokannya umur. Dalam penyemaian benih ini ada beberapa hal yang juga
harus diperhatikan semisal dalam mencabut benih, hindari kerontokan daun dan
kerusakan akar yang parah. Kerusakan akar yang parah menyebabkan terganggunya
pertumbuhan atau kematian benih ketika dipindah ke tempat penanaman.
- Tentang Penanaman Benih
Benih yang selesai disemai saatnya
untuk ditanam di sawah. Cara penanaman benih bisa satu-satu (manajemen akar
sehat) atau bisa rangkap dan biasanya rangkap tiga. Jarak tanam juga
berpengaruh dalam pertumbuhan. Ada yang menggunakan jarak 25 cm X 30 cm
(manajemen akar sehat). Pada pertanian konvensional jarak tanamnya lebih rapat
dan hal ini akan berpengaruh pada jumlah anakan benih yang sedikit. Metode
manajemen akar sehat juga akan lebih hemat air sebab metode ini akan lebih
menghasilkan banyak anakan ketika sawah tidak terlalu tergenang air. Tentu ini juga mempengaruhi kualitas dan
kuantitas hasil panenan.
Sediakan benih cadangan untuk
jaga-jaga kalau ada benih yang rusak atau mati (untuk sulam).
- Tentang Perawatan dan Pembesaran
Benih yang sudah ditanam di sawah
tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus tetap dijaga dan dirawat. Pemberian
pupuk organik secara berkala dan pembersihan dari gulma dan hama penyakit akan
membuat tanaman sehat sehingga pertumbuhannya tidak terganggu. Siapkan obat
penanggulangan hama penyakit. Ketika terjadi kerusakan atau kematian pada benih
yang sudah ditanam dapat digantikan dengan benih cadangan (istilahnya disulam).
- Tentang Pemanenan
Pada masa-masa mendekati panen yang
harus diwaspadai adalah serbuan tikus dan burung. Siapkan obat pembasmi tikus
dan pengusir burung. Setelah buah menguning dan padat dapat dilakukan
pemanenan. Hasil panen dimasukkan dalam karung dan dibawa ke tempat yang aman
untuk dipisahkan antara batang dan buah. Setelah itu dilakukan penjemuran
supaya buah menjadi padat, keras dan berisi.
- Tentang Lumbung
Ini yang sering terlupakan. Saat ini
keberadaan lumbung semakin sedikit, padahal lumbung merupakan tabungan dimana
pada saat-saat ada kebutuhan mendadak lumbung bisa menjadi tumpuan harapan.
Semisal pada masa gagal panen atau kekeringan berkepanjangan dan bencana alam.
Pada saat ini orang lebih suka langsung menjual seluruh hasil panen dan
membelanjakannya dengan berbagai kebutuhan daripada menyimpan hasil panen dalam
lumbung.
Lumbung juga harus dijaga suhu dan
kebersihannya supaya hasil panen yang disimpan tidak dimakan rayap. Selain itu
juga harus dijaga dari tikus-tikus yang berupaya untuk masuk dan memakan hasil
panenan di lumbung.
Begitulah metode pertanian organik ini
dituliskan dengan seadanya, semoga akan bermanfaat untuk mengembalikan ingatan
tentang sebuah Ketahanan Pangan Nasional yang saat ini hanya sebatas wacana dan
janji-janji yang digembar-gemborkan saja.
Jalan Perjuangan,
Cirebon, 02 November 2009