Jumat, 17 September 2010

Gelisah Tubuh Terhadap Permainan-Permainan

Badan terasa penat dengan permainan-permainan yang ditawarkan, kadang pula merasa bosan karena hanya mengulang-ulang saja. Sesekali muncul keinginan untuk mengakhiri semua permainan itu dan mencoba permainan baru yang sudah tersaji. Tetapi begitu mencoba melangkah permainan-permainan itu selalu memanggil sambil melambai-lambaikan godaan dan memaksa untuk melihat ulang dan menikmati permainan-permainan itu. Langkah kaki kembali berat dan terhenti untuk beberapa waktu lamanya, memikir, menimbang dan kemudian memutuskan kembali meski dengan langkah berat.

Permainan-permainan itu tidak semua menyenangkan, bahkan kadang ada yang membuat badan sakit. Seperti beberapa waktu lalu ketika permainan-permainan itu menghempaskan tubuh ke lantai. Permainan-permainan itu tidak berusaha membantu bangun malah lenggang-lenggok pergi dan bermain-main sendiri entah dengan pemain mana. Kejadian itu tidak hanya sekali, beberapa kali berulang dan selalu menghempaskan.

Kembali lagi kaki ini begitu berat untuk melangkah menuju permainan baru yang sudah menunggu. Susah sekali untuk memalingkan mata dan bermain dengan mainan baru, bahkan hanya sebatas untuk mencoba saja terasa berat. Ada semacam perasaan tak menentu ketika berusaha meninggalkan dan sebenarnya kalau berusaha sekuat tenaga perasaan itu pastilah bisa dihilangkan. Tetapi memang begitulah kenyataannya, hingga suatu ketika pernah terbersit pertanyaan; apakah permainan-permainan itu seperti candu yang membuat ketagihan? Pernah ada juga bantahan tapi pernah ada pula pengiyakan.

Tapi itu tidaklah penting untuk dibahas karena juga hanya lintasan saja, yang penting adalah mempertanyakan pada tubuh sekuat apakah mampu menahan hempasan-hempasan itu? Atau sampai berapa lamakah mampu menahan sakit akibat hempasan-hempasan itu.

Tubuh menyukai permainan-permainan itu tapi kalau dihempaskan terus-menerus mungkin juga akan mengaduh, atau marah, atau malah tidak mau lagi bermain dengan permainan-permainan itu karena hakekat dari bermain itu agar bisa senang dan bahagia meskipun itu juga tidak mutlak. Tubuh tidaklah naif dan paham kalau dalam bermain itu kadang ada tidak enaknya tetapi tubuh juga tidak mau dihempaskan di lantai dan bisa membuat kesakitan. Tubuh ingin bermain dengan permainan-permainan itu supaya saling menjaga dan tidak saling menyakiti, saling membahagiakan, saling mengisi, saling memahami. Mungkin dengan demikian bermain akan jadi semakin indah dan mengasyikan.

btijox: 17.09.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar